Selasa, 11 April 2017

AYAH IBU, KETAHUILAH BAHWA PANCASILA ITU SYIRIK


Ayah Ibu!!... Saya melihat engkau bangga sekali dengan pancasila, sampai-sampai engkau senang sekali bila si kecil (anakmu) sudah pandai bernyanyi Garuda Pancasila dan dengan bangganya engkau pasang gambar lambang burung tersebut, bahkan engkau ikut merayakan hari kesaktiannya.

Katahuilah sesungguhnya falsafah pancasila yang dibanggakan oleh kaum musyrikin di negeri ini adalah ajaran kufur lagi syirik yang digali dari bumi Indonesia. Mereka akui bahwa itu bukan ajaran samawi, tetapi ajaran bumi yang penuh dengan syaitan Jin dan syaitan manusia.




Bukankah agama pancasila mengakui semua agama-agama yang ada, semuanya direstui dan di ridhai oleh tuhan pancasila, sedangkan Tuhan Yang Maha Tinggi Allah swt hanya meridhai dan merestui satu saja, yaitu Al Islam.

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam (Al-Imran: 19).

Kita heran, bukankah orang nasrani memiliki tuhan, orang-orang Budha memiliki banyak tuhan, orang-orang hindu juga memiliki banyak tuhan, kaum muslimin, tuhan mereka adalah Allah swt, dan agama serta kepercayaan lainnya memiliki banyak tuhan. Apakah satu tuhan yang diibadahi para pemeluk agama-agama dan kepercayaan di Indoneisa ini atau banyak tuhan yang berbeda-beda? Jawabannya adalah banyak tuhan, tapi kenapa dalam sila 1 dikatakan ketuhanan yang maha esa, bagaimana hubungannya?

Mudah sekali jawabannya, semua agama diakui oleh pahama Pancasila, serta tuhan-tuhan yang banyak itu dilindungi dan diserukan oleh tuhan yang maha esa (dalam ajaran pancasila tentunya) yaitu burung garuda.

Maka apakah ayah masih bangga dengan pancasila ini? Saya percaya engkau tak akan bangga dengan kekafiran.

Perlu ayah dan ibu ketahui bahwa Pancasila memberikan kebebasan kepada orang untuk memeluk dan menganut agama dan keyakinan sesuai dengan yang menjadi kepercayaannya masing-masing. Dalam agama pacasila bila ada orang muslim keluar dari islam, maka tetap dilindungi dan diakui. Orang meminta-minta ke kuburan tetap dilindungi, dan pokoknya segala bentuk dan pintu kemurtadan terbuka lebar dalam naungan burung garuda. Padahal dalam ajaran islam, sesungguhnya orang murtad itu harus dibunuh, rasulullah saw bersabda:

Siapa yang mengganti agamanya, maka bunuhlah (HR. Bukhari-Muslim).

Kalau seandainya ada muwahid membunuh orang murtad, tentulah hukum pancasila menindaknya.

Maka apakah ayah masih mendukung pancasila dan menyuruh si kakak untuk menjadi patriot pancasila..?

Selain itu ketahuilah wahai ayah dan ibu!. Sesungguhnya agama pancasila mengajarkan pemeluknya untuk mencintai orang lain meskipun dia itu kafir atau thaghut, karena semuanya adalah saudara sabangsa, tidak boleh memusuhinya. Padahal Allah swt menyatakan:

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ
Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara atau keluarga mereka (Al-mujadalah: 22).

Allah berfirman:

إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا
Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu (AN-nisa: 101).

Memusuhi orang-orang kafir dan orang musyrik adalah ajaran semua rasul, allah swt berfirman:

jihad_arsip, [13.02.17 15:33]
[Forwarded from Maktabah Ilmu]
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّىٰ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja (Al-Mumtahanah: 4).

Para ulama ahli tafsir berkata bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang bersama Ibrahim adalah para rasul dan umatnya yang beriman.

Memusuhi orang kafir adalah ajaran tauhid, sedangkan mencintai orang kafir adalah ajaran syirik pancasila. Mencintai muwahid mujahid adalah ajaran tauhid, sedangkan memusuhi muwahid mujahid adalah ajaran syirik pancasila. Tidak mungkin dua ajaran yang saling berlawanan itu berada dalam satu waktu pada seseorang. Bila ajaran pancasila ada pada diri seseorang maka tauhid pasti lenyap, dan tak mungkin ada orang muslim yang berpancasila. Orang muslim pasti menolak pancasila.

Rasulullah saw bersabda:

Ikatan iman terkuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.

Apakah ayah ibu!! Masih mendukung pancasila..?

Kalau ingin tambah mengetahui kekafirannya, maka saya tambahkan lagi. Ketahuilah sesungguhnya pancasila mengajarkan bahwa kepentingan nasional harus di dahulukan atas semua kepentingan, termasuk agama. Oleh sebab itu semua hukum yang berkaitan dengan agama tidak dipakai karena menggangu kesatuan nasional. Hukum pidana islam, jihad terhadap orang kufur, jizyah atas ahli kitab, dan yang lainnya ditiadakan karena merusak hubungan nasional. Nasionalisme adalah segala-galanya, padahal Allah swt menyatakan:

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ
Katakanlah: "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. (At-taubah: 24).

Jadi, nasionalisme adalah kekafiran lain yang didoktrinkan kepada pemeluknya. Sebenarnya masih banyak kekafiran-kekafiran yang menjadi inti ajaran pancasila ini. Dan dikarenakan pancasila adalah ajaran kufur pemerintah republik indonesia ini, yang mereka anut dan junjung tinggi, sedangkan pemerintah kafir itu adalah sifatnya sebagaimana yang Allah firmankan:

وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً ۖ
"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka) (An-nisa: 89).

Makna realita disini:

Mereka (pemerintah RI) ingin supaya kamu menjadi pancasilais sebagaimana mereka telah menjadi pancasilais, lalu kamu menjadi sama dengan mereka.

Oleh sebab itu, semua jenjang pendidikan negeri dan swasta yang ingin diakui oleh pemerintah harus ada materi PPKN yang wajib bahkan syarat kelulusan. Bila semua materi lulus, namun PPKN tidak lulus, maka si anak tidak mungkin lulus. Sedangkan yang di doktrinkan dalam materi itu adalah kekafiran pancasila, dan si anak tidak bisa lari dari ulangan dan ujian, sedangkan dalam ujian itu tidak akan terlepas dari pengakuan, atau sanjungan atau pujian terhadap pancasila dan ajarannya. Padahal itu semua adalah kekafiran. Bukankah engkau dahulu mengalami hal yang sama sehingga mati rasa kepekaan akan kekafiran ini, dan sekarang engkau mau mengulanginya pada anak mu.


Bila engkau berkilah bahwa si anak benci akan kekafiran itu dan ia hanya mengucapkan dilisan saja atau dituangkan dalam tulisan saja tanpa ada perubahan keyakinan hati, maka saya katakan: kekafiran itu tidak disyaratkan diiringi dengan hati, karena orang-orang kafir tidak menguasai hati, dan justeru yang mereka inginkan adalah persetujuan akhir. Allah swt berfirman;

وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu (Al-baqarah: 120).

Dalam ayat lain:

وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ إِنَّكَ إِذًا لَمِنَ الظَّالِمِينَ
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim (Al-baqarah: 145).

Orang-orang yang dzalim di sini adalah orang-orang kafir, sebagaimana firman Allah swt:

وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang dzalim (Al-baqarah: 254).

Para ulama menjelaskan dan diantaranya syaikh Sulaiman ibnu abdillah Alu Asy Syaikh rahimahullah dalam ad dalaa-il bahwa orang-orang yahudi dan nasrani juga orang-orang musyrik tidak akan rela sehigga kaum muslimin mengikuti ajakan mereka.... dan yang mereka inginkan itu bukanlah perubahan keyakinan hati, karena mereka tidak bisa menguasainya, namun mengikuti mereka secara dhahir saja.

Bila engkau berkilah bahwa anak saya melakukan karena main-main lagi tidak serius. Jawabnya: Sama saja, dia itu masuk dalam ayat-ayat tadi, baik serius atau main-main, Syaikh Sulaiman Ibnu Abdillah berkata: Para ulama telah berijma bahwa orang yang mengucapkan kekufuran seraya main-main, maka sesungguhnya ia kafir, maka apa gerangan dengan orang yang menampakkan kekafiran karena takut dan ingin dunia (ad dalaa-il).

Takut dimarahin guru dan orang tua, serta ingin lulus, dapat ijazah serta dapat melamar kerja!!!!.

Syaikh Sulaiman berkata juga:

Sesungguhnya orang bila menampakkan terhadap kaum musyrikin sikap setuju atas saran mereka karena takut dari mereka, lemah lembut terhadap mereka dan berbasa-basi untuk menghindari kejahatan mereka, maka sesungguhnya dia itu kafir seperti mereka walau tidak suka terhadap ajaran mereka, membenci mereka serta cinta pada islam dan kaum muslimin (Ad dala-il).

Ini dikarenakan Allah berfirman setelah ayat tentang kemurtaddan:

ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى الْآخِرَةِ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir (An-nahl: 107).

Ayah... Ibu...!! Sekarang engkau mengetahui bahwa di didik dengan pendidikan kekafiran, dan minimal dia bisa lulus dengan syarat melakukan kekafiran meskipun dihati dia benci (dan ini jarang). Sedangkan umumnya disertai hati disaat di didik dan ujian, sedang engkau tahu benar akan hal ini, lalu engkau membiayainya dan tidak mengeluarkannya, bukankah ini bentuk restu dan ridha terhadap kekafiran..?

Sadarlah dan bangunlah engkau dari tidurmu selama ini.

يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِنَ الرَّحْمَٰنِ
Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari tuhan yang maha pemurah (Maryam: 45).

Ketahuilah sesungguhnya kebejatan anakmu adalah buah hasil pendidikan dari sekolah-sekolah itu.


Sungguh Firaun kejam karena membunuh semua anak laki-laki, tapi anak-anak itu mati diatas fitrah tauhid, akan tetapi firaun-firaun sekarang dinegeri ini mematikan fitrah Tauhid anak-anak itu sehinggan mati rasa layaknya mayit, dan memang Allah swt mengumpamakan orang kafir itu dengan mayit:

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا ۚ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan (Al-anam: 122).

Dan bila firaun-firaun itu tak mampu membunuh fitrahnya, maka baru mereka berupaya membunuh jiwanya dikala dewasa, disaat mereka telah menjadi Muwahid mujahid.


***

Dikutip dari risalah yang ditulis oleh Ust Abu Sulaiman yang berjudul "Ayah... Ibu... Bergabunglah Dengan Kami".


This Is The Oldest Page


EmoticonEmoticon